Ringkasan Jurnal : Daur Ulang Limbah (Water Recycle) Ditinjau Dari Aspek Teknologi, Lingkungan, dan Ekonomi


Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukan gejala yang cukup serius. Penyebab dari pencemaran tadi tidak hanya berasal dari pembuangan limbah industri, tetapi masyarakat kotapun turut memegang andil baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. Sebagai contoh, dengan semakin berkembangnya laju industri dan penduduk kota, telah mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk serta buangan industri yang langsung dibuang ke badan air tanpa proses pengolahan telah menyebabkan pencemaran sungai-sungai di Jakarta, dan air tanah dangkal di sebagian besar wilayah kota. Air limbah ini terbagi menjadi tiga golongan, yaitu air limbah industri, air limbah domistik, dan air limbah dari perkantoran dan pertokoan.

Masalah pencemaran oleh limbah domistik (limbah rumah tangga) diperparah lagi oleh adanya lokasi pemukiman di daerah penyangga yang ada disekitar wilayah Jakarta, yang mana tanpa dilengkapi dengan fasilitas pengolahan air limbah, sehingga seluruh air limbah dibuang ke saluran umum dan akhirnya mengalir ke badan-badan sungai yang ada di wilayah DKI Jakarta. Oleh karena itu, dewasa ini inovasi baru dalam hal penyediaan air baku telah menjadi perhatian penting. Salah satu alternatif yang telah mendapatkan  perhatian di banyak negara di dunia adalah menggunakan daur ulang air limbah. Di Amerika Serikat, penggunaan daur ulang digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti irigasi peranian dan landskape , kegiatan industri, injeksi atau recharge air tanah, dan yang terakhir untuk kegiatan macam-macam (rekreasi, akuakultur, pembersihan toilet).


  •     Teknologi Reklamasi Air Limbah
Untuk mengkaji beberapa konsep dan teknologi yang penting untuk proses daur ulang air limbah, beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
  1. Kehandalan proses pengolahan : Ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu yang pertama problem yang diakibatkan kerusakan mekanik, defisiensi disain, serta kegagalan operasional.  Sedangkan yang kedua adalah masalah yang diakibatkan oleh influent air limbah yang sangat bervariasi.
  2. Penghilangan partikel tersuspensi dan kekeruhan.
  3. Pengolahan khusus (kombinasi pengolahan lanjut proses reklamasi).
  •  Pertimbangan Perencanaan Reklamasi dan Daur Ulang Limbah
a.     Dasar Perencanaan

Dua komponen kritis sebagai dasar perencanaan reklamasi dan daur ulang air limbah, yaitu :

1)   Tujuan proyek : memiliki fungsi sebagai kontrol pencemaran air dan sebagai suplai air. Hasil optimal reklamasi dan daur ulang limbah air dapat diperoleh dengan cara menerapkan perencanaan dengan beberapa tujuan serta menggabungkan antara pengelolaan air buangan dengan air bersih.

2)  Wilayah studi proyek : terdapat dua wilayah studi dalam perencanaan proyek, pertama perencanaan yang didasarkan kepada wilayah pelayanan langsung dari rencana fasilitas proyek, dan kedua perencanaan dengan memperluas area yang lebih sedikit biaya langsung atau keuntungan dari suatu proyek yang harus diperhitungkan untuk mengevaluasi proyek.

b.      Pengkajian Pasar

Keberhasilan proyek daur ulang air limbah sangat tergantung pada jaminan pasar untuk mau menggunakan air hasil reklamasi. Kajian tersebut berisi dua bagian : (1) mendapatkan informasi latar belakang, termasuk potensi pemakaian limbah cair yang direklamasi, dan (2) survey tentang potensi penggunaan dari air hasil reklamasi serta kebutuhannya.

c.       Analisis Moneter

Pada masa yang akan datang, pertimbangan lingkungan dan isu kebijakan public/masyarakat akan menjadi lebih penting daripada sekedar efektifitas biaya sebagai suatu alat kelayakan dari sebuah proyek pemakaian daur ulang air limbah.

d.      Analisis Finansial dan Ekonomi

Analisa ekomoni mengevaluasi proyek reklamasi dan daur ulang air limbah dalam konteks dampaknya terhadap sosial, sementara analisa keuangan difokuskan pada kemampuan local untuk menambah uang dari pendapatan proyek, bantuan pemerintah, pinjaman dan perjanjian pembayaran.

e.       Biaya dan Harga Air

Dalam melakukan analisa, harga yang relevan untuk membandingkan biaya adalah aliran biaya yang akan datang untuk membangun fasilitas air dari sumber air tawar yang baru, dan untuk mengoperasikan serta mengolah dan mengirim tambahan suplai air yang dibangun.

f.       Faktor Perencanaan Lainnya dan Report

Faktor yang cukup lainnya adalah karakteristik kebutuhan air, cadangan sistem darurat dan suplai air tambahan, kualitas air yang dibutuhkan, dan penentuan kapasitas proyek yang optimal.


Studi Kasus : Unit Reklamasi Air Limbah Untuk Air Minum di Singapura “NEWater Factory”

 

Studi Reklamasi Air Singapura dimulai tahun 1998 yang diprakarsai oleh Public Utilities Board (PUB) dan Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya Air bertujuan untuk mengkaji kemungkinan pemakaian air hasil olahan reklamasi air limbah perkotaan (NEWater) untuk sumber air baku di Singapura. NEWater adalah air yang diproses dari efluen sekunder dari pusat pengolahan air limbah perkotaan dengan proses filtrasi ganda menggunakan membrane ultra filtrasi dan membran reverse osmosis serta teknologi ultraviolet untuk proses disinfeksi. NEWater ini dioperasikan secara kontinyu dipantau unjuk kerjanya dan dibandingkan dengan spesifikasi disainnya. Kapasitas produksi NEWater Factory dapat mencapai 10.000 m3 per hari dengan laju recovery air untuk membran RO dioperasikan dalam selang antara 80-82 %, untuk unit ultra filtrasi laju recovery 84-90 %, lebih rendah dibanding dengan disainnya yakni ≥ 90%. Konsumsi listrik untuk proses produksinya selama operasi bervariasi antara 0,7-0,9 kWh/m3.

Jika konduktivitas efluen sekunder yang akan diolah dengan proses daur ulang meningkat , maka kapasitas produksi akan menurun dan konduktivitas air olahan akan meningkat. Berdasarkan pengalaman operasi dari NEWater didapatkan hasil bahwa proses ultra filtrasi mengolah air dengan kekeruhan lebih besar 20 NTU tanpa berpengaruh terhadap kualitas hasil olahan. Dengan kekeruhan di bawah NTU prese recovery minimal dapat mencapai 90%, sedangkan dengan kekurahan >10 NTU persen recovery harus lebih kecil 84%. Pencucian membran ultra filtrasi dilakukan dengan frekuensi 13,4 hari. Pencucian membran RO dilakukan dengan interval enam bulan untuk stage 1 dan lebih dari tiga bulan utnuk stage 2 dan 3. Virus, bakteria, dan parasit dapat dihilangkan setelah proses dengan membran reverse osmosis. Disinfeksi dengan ultraviolet dilakukan sebagai pengaman terhadap kontaminasi mikrobiologi.

Selama operasional NEWater Factory sampai tahun 2002 telah dilakukan sampling terhadap air sebelum dan sesudah diolah. Total jumlah sample yang dianalisa sebanyak 190. Dari test sample tersebut, didapat bahwa NEWater telah memenuhi standar air minum dari USEPA, dan WHO, kecuali pH-nya yang berkisaran 5,9 lebih kecil dari standar USEPA dan WHO yakni 6,6-8,5 dengan alasan estetika dan pencegahan korosi. Akan tetapi, pH NEWater akan naik sampai sekitar 7 setelah air didiamkan selama 2-3 jam. Hal ini disebabkan karena karbon dioksida yang ada dalam air setelah RO keluar. Oleh karena itu, dari hasil kualitas produk air olahan daur ulang limbah air NEWater Factory telah memenuhi standar air minum dari USEPA, WHO, dan PUB.


Daftar Pustaka :

Said NI. 2006. Daur Ulang Air Limbah (Water Recycle) Ditinjau Dari Aspek Teknologi, Lingkungan, dan Ekonomi. Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian, dan Penerapan Teknologi (BPPT)




No comments:

Post a Comment